Paradigma pendidikan yang di anggap jadul adalah paradigm pendidikan kapitalistik yang menganut proses-proses input-proces-output. siswa di perlakukan sebagai raw-input(bahan mentah ).6Kelemahan paradigma pendidikan kapitalistik tersebut yaitu ,menepatkan pendidikan sebagai system mekanik di mana permasalahanya dan solusi pemecahannya bersifat parsial sehingga dunia pendidikan bekesan sebagai sebagai konstruksi yang penuh dengan tambalan dan sulaman.mekanisme program-program pemerintahan dalam dunia masi bersifat sebagai jaawaban dari permasalahan (kuratif) padahal sejatinya haruslah bersifat preventif. berpijak pada paradikma pendidikan kapitalistik dengan konsep intput – process – output , pengangguran adalah output unseles society atau produk gagal. Untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki out put yang baik, terdapat beberapa factor diantaranya factor guru, factor siswa, sarana dan prasarana serta factor lingkungan Peserta didik bukanlah benda, akan tetapi individu yang memiliki potensi, kecerdasan kemampuan dan minat yang berbeda. Disamping itu juga pesrta didik bukanlah individu dalam bentuk “min” akan tetapi makhluk yang sedang berkembang. Tinggal lagi bagaimana pengajar mengakali atau menetukan suatu strategi pembelajaran. Dimana dalam proses pembelajaran guru bukan hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran(manager of learning). Dengan demikian, efektivitas proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, sedangkan prasarana adalah sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud disini mencakup seluruh kalangan mulai dari lingkungan keluarga, bermain dan lingkungan sekolah, semua akan pendidikkan akan berjalan sesuai rencana atau kurikulum apabila hubungan yang baik terjalin, antara puhak sekolah dengan orangtua, murid dengan guru baik hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga luar. Dengan mekanikal parsial pada pendidikkan akan minim se
- I. Dimensi keindividualan
Setiap orang memiliki keutamaan dan keutuhan yang tidak biasa dimiliki oleh orang lain. Dimana satu orang dengan orang yang lain memiliki perbedaan yaitu ; watak , sifat, cara – cara kehidupan , tingkah laku dll, kecenderungan ini sudah tampak mulai kanak – kanak . perkembangan perkembangan lebih lanjut menunjukan seseorang memiliki sikap dan pilihannya sendiri yang dipertanggung jawabkannya sendiri. Kesanggupan untuk mempertanggung jawabkan sendiri merupakan cirri yang sangan esensial atas adanya individualitas manusia.
Contoh dimensi keindividualan : seorang siswa mampu menyelesaikan sendiri tugas yang di berikan oleh gurunya.
- II. Dimensi kesosialan
Manusia merupakan mahluk social yang harus berinteraksi dengan mahluk lainnya, dalam artian, manusia harus bergaul, berkomunikasi dn bekerja sama dengan manusia lain, yang di dalamnya terkandung saling member dan menerima.
Adanya kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada seseorang yaitu dorongan untuk bergaul, maka betapa besarnya dorongan untuk bergaul itu.
Contoh dimensi kesosialan: seseorang tidak akan mampu membangun rumahnya sendirian, sehingga dia memerlukan orang lain untuk membantu membangun rumahnya.
- III. Dimensi kesusilaan
Kesusilaan di artikansebagai suatu kepantasan yang lebih tinggi. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu etikel dan etika. Sehingga di dalam imfleksifaedogosis dinyatakan bahwa pendidikan kesusilaan berartimenanamkan kesadaran dan kesediaan melakukan kewajiban di samping hak peserta didik.
Contoh dimensi kesusilaan: setiap orang harus saling menghargai meskipun berbeda – beda kepercayaan yang di anut.
- IV. Dimensi keagamaan
Agama merupakan kebutuhan yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Sebagai tempat brteduh, berlindung untuk keselamatan di dunia maupun di akhirat. Mengingat sangat pentingnya beragama maka pendidikan agama tidak hanya di tempuh melalui pendidikan formal saja yaitu banyak kegiatan di dalam pendidikan nonformal dan informal.
Contoh dimensi keagamaan: setiap orang islam meyakini bahwa AL-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman yang di berikan Allah kepada manusia.a
0 komentar: