Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

Feature Title‎ 1

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat... Read More

Feature Title‎ 2

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat... Read More

Feature Title‎ 3

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat... Read More

Feature Title‎ 4

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat... Read More

Feature Title‎ 5

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat... Read More

Jumat, 17 Mei 2013

SEMUA TENTANG KAKAO TALK

1 komentar


Untuk bisa menggunakan KakaoTalk, pertama – tama anda harus menginstall aplikasi KakaoTalk dengan cara sebagai berikut:
1. Download aplikasi tersebut dari websitenya[1] atau dari application store masing – masing platform, seperti Google Play[3], iTunes[4], dan BlackBerry App World[5].
2. Install aplikasi tersebut di smartphone atau gadget anda.
3. Anda akan diminta untuk mendaftarkan nomor telepon anda dengan menggunakan format internasional, yaitu tanpa menggunakan nomor 0. Hal ini dikarenakan KakaoTalk menggunakan nomor telepon anda untuk mendaftarkan anda di dalam databasenya.
4. KakaoTalk kemudian akan mengirimkan kode konfirmasi via SMS ke nomor telepon anda, dan anda diharuskan untuk mengisikan kode konfirmasi tersebut ke langkah selanjutnya. Setelah anda melakukan konfirmasi, anda dapat menggunakan KakaoTalk.
5. KakaoTalk akan secara otomatis mendata phonebook anda, dan mereka yang sudah menggunakan aplikasi ini akan secara otomatis menjadi kontak anda di KakaoTalk. Untuk melihatnya, anda hanya perlu menekan tab "Friends", dan mereka yang sudah menggunakan KakaoTalk akan muncul, dengan status dan avatar di samping nama mereka.
6. Untuk memulai chat, anda hanya perlu mengklik nama teman anda di tab Friends tersebut.
7. Anda dapat mengubah profile anda, seperti menampilkan profile picture, mengganti display name dan status message, serta membuat ID KakaoTalk anda dengan menekan tab Settings, lalu menekan tab My Profile.
8. Anda dapat mencari teman anda dengan memasukkan nomor telepon atau ID KakaoTalk teman anda di tab “Name/Phone No. Search” pada tab “Friends”, atau dengan cara menekan tab “Friends?” dan mengklik tab “Add” pada salah satu Plus Friends yang anda inginkan.
9. Anda juga dapat mengundang teman anda untuk menggunakan aplikasi KakaoTalk dengan menggunakan pilihan "Tell A Friend"
   
TAPI SAYA SENDIRI SAJA TAG PUNYA.......sungguh menyedihkan.
Read More →

Selasa, 30 Oktober 2012

1. Landasan Filososfis a. Pengertian Landasan Filosofis Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, landasan yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan. Landasan filosofis adalah landasan yang bedasarkan filsafat. Sesuai dengan sifatnya, maka landasan filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluuh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Ada berbagai macam filsafat pendidikan lima diantaramya yang dominan adalah : a) Esensial (klasik) Filsafat pendidikan esensialisme memandang bahwa yang berhakiki atau yang esensi ialah kebudayaan klsik yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya di masysrakat. Yang ternyata sudah terbukti memberi buah berupa ahli-ahli yang bersifat internasional Kebudayaan klasik itu yang muncul dizaman Romawi, mereka mempergunakan buku-buku klasik yang ditulis dengan bahasa latin yang dikenal dengan nama Great Book. Buku inilah yang menjadi bahan pelajaran yang utama. Alat mengasah otak ini tidak ada bandingnya di dunia. Bahasa latin dengan kebudayaan Yunani dan Romawai ini adalah alat yang nomor satu. Alat inilah yang sudah terbukti kemampuannya berabad-abad lamanya. Filsafat ini menghendaki pendidikan berfikir yang logis Penganut filsafat ini berpendapat bahwa bila seorang bisa berfikir logis maka ia akan mudah melakukan tugas dalam kehidupannya sehari-hari.Filsafat ini mementingkan pendidikan logika. b) Tradisionalis Filasafat pendidikan tradisionalisme memiliki kesamaan dengan filsafat pendidikan esensialisme dalam segi materi yang dipelajari. Yaitu kedua-duanya mempelajari kebudayaan Yunani dan Romawi. Bedanya ialah kalau esensialisme menekankan pada bahasa latinnya sebagai alat pengasah otak untuk memiliki logika yang baik, maka tradisionalisme menekankan pada kebudayaan sebagai sarana untuk membentuk emosi atau cita rasa yang indah.Penganut filsafat ini memandang tradisi pada zaman pertengahan dan zaman-zaman sebelumnya yang indah itu diwarnai oleh kebudayaan klasik perlu dipertahankan, sebab sudah terbukti kebenarannya yang membuat kehidupan manusia stabil. Tata tertib masyarakat pada abad XX ini yang mulai goyah adalah akibat mengingkari tradisi yang baik itu. Abad XX ini sudah menyeleweng yang menimbulkan krisis dunia. Berarti pendidikan yang di inginkan oleh filsafat ini adalah pendidikan yang tujuan, materi, dan metodenya tetap, yang sudah terbukti baik berabad-abad lamanya. Dalam hal ini adalah pendidikan seperti yang dilaksanakan di Eropa pada zaman Yunani dan Romawi pertengahan dengan buku-buku yang klasik pula. c) Perenilisme Filsafat pendidikan perenialisme bertitik tolak pada sesuatu yang abadi adalah suatu yang bersumber dari Tuhan. Mereka yakin bahwa sesuatu yang abadi inilah yang paling benar maka pendidikan pun harus sejalan dengan ini muncul dan berkembang pesat abad zaman pertengahan sebagian besar Negara-negara di Eropa dikuasai oleh dewa gereja akibat pengaruh filsafat ini. d) Progresifisme Filsafat pendidikan progresifisme lahir di Amerika. Sejalan dengan jiwa Amreika sebagai bangsa yang dinamis berjuang mencari hidup baru di negeri seberang, maka dinamika ini pun tercermin dalam filsafatnya. Bagi mereka tidak ada hidup yang tetap dengan nilai-nilai abadi. Yang ada adalah perubahan, segala sesuatu yang berubah. Hari ini mereka lihat adalah kehidupan nyata sehari-hari. Demikianlah progresifisme mempunyai jiwa perubahan, relatifitas. Kebebasan, dinamika, ilmiah, dan perubahan nyata. Menurut filsafat ini tidak ada tujuan yang pasti begitu pula tidak ada kebenaran yang pasti. Tujuan dan kebenaran ini bersifat relatif. Karena tujuan tidak pasti, maka cara atau alat untuk mencapai tujuan itupun tidak pasti. Tujuan dan alat bagi mereka adalah satu artinya jika tujuan dan alatpun berubah. Pendidikan yang di inginkan filsafat ini adalah pendidikan yang selalu mencari sesuatu yang lebih baik beberapa prinsip pendidikan ditujuankan untuk mampu mencapai cita-cita yang lebih baik. e) Rekonstruksionalisme Filsafat rekonstruksionalisme berupaya mengkonstruksi kembali kehidupan manusia secara total semua segi kehidupan harus diubah dan dibuat baru. Aliran filsafat yang ekstrim ini berupaya merombak tata susunan masyarakat lama dan membangun tata susunan hidup yang baru sama sekali, melalui lembaga dan proses pendidikan b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Rincian tentang dasar pendidikan tersebut tercantum dalam penjelsan UU RI no 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional yang menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk pendidikan adalah pengalaman pancasila. Sehubungan dengan itu pendidikan nasional mengusahakan pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mandiri. Sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari segala sumber nilai yang menjadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pancasila adalah sumber system nilai dalam pendidikan. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa pancasila adalah landasan filosofis dalam segala kebijakan dan praktik pendidikan. Kajian yang perlu dikembangkan dalam proses pendidikan di Indonesia, dewasa ini adalah penggalangan kembali landasan berpikir ideologis dalam dunia persekolahan menurut Pancasila. Jangan mentang-mentang karena reformasi dan amandemen UUD 1945 akhirnya kebablasan sehingga nilai-nilai materil dan spiritual dari Pancasila sengaja diabaikan atau malah terabaikan. Sebagai bangsa yang besar dan bermartabat, walaupun sering dilecehkan oleh bangsa-bangsa lain. Sudah sepatutnya diadakan peninjauan refleksionis ke hati nurani kaum warga bangsa ini. Kita mengaku sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, warga negara Indonesia. Sebagaimana sila pembuka dari Pancasila, yaitu memiliki kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Memberikan ruang publik kepada seluruh warga negaranya untuk mempercayai dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing berdasar kemanusiaan yang adil dan beradab dengan mengedepankan sikap saling menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda dengan tetap menjaga kerukunan sesama umat beragama. Agama adalah pilihan masing-masing warga negara menyangkut hubungan pribadi yang vertikal dengan Sang Pencipta dan tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain. Menyangkut sila kedua sebagai landasan, yakni : Memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan yang sederajat, mempunyai persamaan hak dan kewajiban yang asasi tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, ras, kepercayaan, jenis kulit, strata sosial, warna. Tenggang rasa dan tepo seliro merupakan implementasi konkrit dari perlakuan manusia secara utuh. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari pergaulan dunia juga menghormati bangsa lain dan bekerjasama. Menyangkut sila ke-3, yakni: Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama. Rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa bila diperlukan. Memiliki rasa cinta tanah air dan bangsa Indonesia. Serta turut berperan serta dalam ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Memupuk pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Pernyataan dari sila ke-4, yaitu : Warga negara dan rakyat Indonesia mempunyai kedudukan, hak, serta kewajiban yang sama. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. Mendahulukan permusyawaratan demi mencapai permufakatan sesama untuk mengambil keputusan demi kepentingan bersama. Musyawarah disemangati rasa kekeluargaan yang tinggi dengan tetap menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam permufakatan. Bertanggung jawab menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah dengan tetap mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Permusyawaratan dilakukan dengan akal sehat sesuai hati nurani yang luhur dan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa. Cakupan sila ke-5 : Mengedepankan perbuatan luhur dengan kegiatan sosial kemanusiaan yang mencerminkan budi luhur, sikap dan suasana kekeluargaan maupun semangat gotong royong. Dalam perbuatan luhur tetap menjaga sikap adil terhadap sesama, kesetaraan hak dan kewajiban, menghormati hak orang lain, tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat premanisme, pemerasan terhadap orang lain, pemborosan dan bergaya hidup mewah yang bertentangan atau bahkan merugikan kepentingan umum. Sebagai warga negara Indonesia seutuhnya gemar melakukan kegiatan untuk mewujudkan kemajuan merata dan meningkatnya keadilan sosial masyarakat.

1 komentar
Paradigma pendidikan yang di anggap jadul adalah paradigm pendidikan kapitalistik yang menganut proses-proses  input-proces-output. siswa di perlakukan sebagai raw-input(bahan mentah ).6Kelemahan paradigma  pendidikan kapitalistik tersebut yaitu ,menepatkan pendidikan sebagai system mekanik di mana permasalahanya dan solusi pemecahannya bersifat  parsial sehingga dunia pendidikan bekesan sebagai sebagai konstruksi yang penuh dengan tambalan dan sulaman.mekanisme program-program pemerintahan dalam dunia masi bersifat  sebagai jaawaban dari permasalahan (kuratif) padahal sejatinya haruslah bersifat preventif. berpijak pada paradikma pendidikan kapitalistik dengan konsep intput – process – output , pengangguran adalah output unseles society atau produk gagal.
Untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki out put yang baik, terdapat beberapa factor diantaranya factor guru, factor siswa, sarana dan prasarana serta factor lingkungan
          Peserta didik bukanlah benda, akan tetapi individu yang memiliki potensi, kecerdasan kemampuan dan minat yang berbeda. Disamping itu juga pesrta didik bukanlah individu dalam bentuk “min” akan tetapi makhluk yang sedang berkembang. Tinggal lagi bagaimana pengajar mengakali atau menetukan suatu strategi pembelajaran. Dimana dalam proses pembelajaran guru bukan hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran(manager of learning). Dengan demikian, efektivitas proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, sedangkan prasarana adalah sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud disini mencakup seluruh kalangan mulai dari lingkungan keluarga, bermain dan lingkungan sekolah, semua akan pendidikkan akan berjalan sesuai rencana atau kurikulum apabila hubungan yang baik terjalin, antara puhak sekolah dengan orangtua, murid dengan guru baik hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga luar. Dengan mekanikal parsial pada pendidikkan akan minim sekali terjadi.
Read More →

LANDASAN FILOSOFIS

0 komentar
1.      Landasan Filososfis
a.      Pengertian Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, landasan yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan. Landasan filosofis adalah landasan yang bedasarkan filsafat. Sesuai dengan sifatnya, maka landasan filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluuh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia.
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Ada berbagai macam filsafat pendidikan lima diantaramya yang dominan adalah :
a)      Esensial (klasik)
Filsafat pendidikan esensialisme memandang bahwa yang berhakiki atau yang esensi ialah kebudayaan klsik yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya di masysrakat. Yang ternyata sudah terbukti memberi buah berupa ahli-ahli yang bersifat internasional Kebudayaan klasik itu yang muncul dizaman Romawi, mereka mempergunakan buku-buku klasik yang ditulis dengan bahasa latin yang dikenal dengan nama Great Book. Buku inilah yang menjadi bahan pelajaran yang utama.
Alat mengasah otak ini tidak ada bandingnya di dunia. Bahasa latin dengan kebudayaan Yunani dan Romawai ini adalah alat yang nomor satu. Alat inilah yang sudah terbukti kemampuannya berabad-abad lamanya. Filsafat ini menghendaki pendidikan berfikir yang logis Penganut filsafat ini berpendapat bahwa bila seorang bisa berfikir logis maka ia akan mudah melakukan tugas dalam kehidupannya sehari-hari.Filsafat ini mementingkan pendidikan logika.
b)      Tradisionalis
Filasafat pendidikan tradisionalisme memiliki kesamaan dengan filsafat pendidikan esensialisme dalam segi materi yang dipelajari. Yaitu kedua-duanya mempelajari kebudayaan Yunani dan Romawi. Bedanya ialah kalau esensialisme menekankan pada bahasa latinnya sebagai alat pengasah otak untuk memiliki logika yang baik, maka tradisionalisme menekankan pada kebudayaan sebagai sarana untuk membentuk emosi atau cita rasa yang indah.Penganut filsafat ini memandang tradisi pada zaman pertengahan dan zaman-zaman sebelumnya yang indah itu diwarnai oleh kebudayaan klasik perlu dipertahankan, sebab sudah terbukti kebenarannya yang membuat kehidupan manusia stabil. Tata tertib masyarakat pada abad XX ini yang mulai goyah adalah akibat mengingkari tradisi yang baik itu.
Abad XX ini sudah menyeleweng yang menimbulkan krisis dunia. Berarti pendidikan yang di inginkan oleh filsafat ini adalah pendidikan yang tujuan, materi, dan metodenya tetap, yang sudah terbukti baik berabad-abad lamanya. Dalam hal ini adalah pendidikan seperti yang dilaksanakan di Eropa pada zaman Yunani dan Romawi pertengahan dengan buku-buku yang klasik pula.

c)      Perenilisme
Filsafat pendidikan perenialisme bertitik tolak pada sesuatu yang abadi adalah suatu yang bersumber dari Tuhan. Mereka yakin bahwa sesuatu yang abadi inilah yang paling benar maka pendidikan pun harus sejalan dengan ini muncul dan berkembang pesat abad zaman pertengahan sebagian besar Negara-negara di Eropa dikuasai oleh dewa gereja akibat pengaruh filsafat ini.

d)     Progresifisme
Filsafat pendidikan progresifisme lahir di Amerika. Sejalan dengan jiwa Amreika sebagai bangsa yang dinamis berjuang mencari hidup baru di negeri seberang, maka dinamika ini pun tercermin dalam filsafatnya. Bagi mereka tidak ada hidup yang tetap dengan nilai-nilai abadi. Yang ada adalah perubahan, segala sesuatu yang berubah. Hari ini mereka lihat adalah kehidupan nyata sehari-hari.
Demikianlah progresifisme mempunyai jiwa perubahan, relatifitas. Kebebasan, dinamika, ilmiah, dan perubahan nyata. Menurut filsafat ini tidak ada tujuan yang pasti begitu pula tidak ada kebenaran yang pasti. Tujuan dan kebenaran ini bersifat relatif. Karena tujuan tidak pasti, maka cara atau alat untuk mencapai tujuan itupun tidak pasti. Tujuan dan alat bagi mereka adalah satu artinya jika tujuan dan alatpun berubah. Pendidikan yang di inginkan filsafat ini adalah pendidikan yang selalu mencari sesuatu yang lebih baik beberapa prinsip pendidikan ditujuankan untuk mampu mencapai cita-cita yang lebih baik.



e)      Rekonstruksionalisme
Filsafat rekonstruksionalisme berupaya mengkonstruksi kembali kehidupan manusia secara total semua segi kehidupan harus diubah dan dibuat baru. Aliran filsafat yang ekstrim ini berupaya merombak tata susunan masyarakat lama dan membangun tata susunan hidup yang baru sama sekali, melalui lembaga dan proses pendidikan

b.      Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945.  Rincian tentang dasar pendidikan tersebut tercantum dalam penjelsan UU RI no 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional yang menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk pendidikan adalah pengalaman pancasila. Sehubungan dengan itu pendidikan nasional mengusahakan pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mandiri. Sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari segala sumber nilai yang menjadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pancasila adalah sumber system nilai dalam pendidikan. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa pancasila adalah landasan filosofis dalam segala kebijakan dan praktik pendidikan.
Kajian yang perlu dikembangkan dalam proses pendidikan di Indonesia, dewasa ini adalah penggalangan kembali landasan berpikir ideologis dalam dunia persekolahan menurut Pancasila. Jangan mentang-mentang karena reformasi dan amandemen UUD 1945 akhirnya kebablasan sehingga nilai-nilai materil dan spiritual dari Pancasila sengaja diabaikan atau malah terabaikan.
Sebagai bangsa yang besar dan bermartabat, walaupun sering dilecehkan oleh bangsa-bangsa lain. Sudah sepatutnya diadakan peninjauan refleksionis ke hati nurani kaum warga bangsa ini. Kita mengaku sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, warga negara Indonesia. Sebagaimana sila pembuka dari Pancasila, yaitu memiliki kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Memberikan ruang publik kepada seluruh warga negaranya untuk mempercayai dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing berdasar kemanusiaan yang adil dan beradab dengan mengedepankan sikap saling menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda dengan tetap menjaga kerukunan sesama umat beragama.
Agama adalah pilihan masing-masing warga negara menyangkut hubungan pribadi yang vertikal dengan Sang Pencipta dan tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
Menyangkut sila kedua sebagai landasan, yakni :
Memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan yang sederajat, mempunyai persamaan hak dan kewajiban yang asasi tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, ras, kepercayaan, jenis kulit, strata sosial, warna. Tenggang rasa dan tepo seliro merupakan implementasi konkrit dari perlakuan manusia secara utuh.
Bangsa Indonesia sebagai bagian dari pergaulan dunia juga menghormati bangsa lain dan bekerjasama.
Menyangkut sila ke-3, yakni:
Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama. Rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa bila diperlukan. Memiliki rasa cinta tanah air dan bangsa Indonesia. Serta turut berperan serta dalam ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Memupuk pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Pernyataan dari sila ke-4, yaitu :
Warga negara dan rakyat Indonesia mempunyai kedudukan, hak, serta kewajiban yang sama. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. Mendahulukan permusyawaratan demi mencapai permufakatan sesama untuk mengambil keputusan demi kepentingan bersama. Musyawarah disemangati rasa kekeluargaan yang tinggi dengan tetap menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam permufakatan. Bertanggung jawab menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah dengan tetap mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi maupun golongan.
Permusyawaratan dilakukan dengan akal sehat sesuai hati nurani yang luhur dan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Cakupan sila ke-5 :
Mengedepankan perbuatan luhur dengan kegiatan sosial kemanusiaan yang mencerminkan budi luhur, sikap dan suasana kekeluargaan maupun semangat gotong royong. Dalam perbuatan luhur tetap menjaga sikap adil terhadap sesama, kesetaraan hak dan kewajiban, menghormati hak orang lain, tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat premanisme, pemerasan terhadap orang lain, pemborosan dan bergaya hidup mewah yang bertentangan atau bahkan merugikan kepentingan umum.  Sebagai warga negara Indonesia seutuhnya gemar melakukan kegiatan untuk mewujudkan kemajuan merata dan meningkatnya keadilan sosial masyarakat.
Read More →

ALASAN DIADAKANNYA PSH

1 komentar
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Pendididkan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain, manusia akan dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.
Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupanya. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir sampai kita meninggal dunia.
1. Pengertian
Pendidikan seumur hidup bukan suatu sistem pendidikan yang berstruktur, melainkan suatu prinsip yang menjadi dasar yang menjiwai seluruh organisasi sistem pendidikan yang ada. Dalam kenyataan hidup dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa hakikatnya orang belajar seumur hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama.
Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinue, yang bemula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Pendeknya tidak ada batas usia yang menunjukkan seseorang tidak mungkin dan tidak dapat belajar. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal, non formal maupun formal baik yang berlansung dalam keluarga, disekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat. Jika seorang petani tua berusaha mencari tahu mengenai cara-cara baru dalam bercocok tanam, pemberantasan hama, dan pemasaran hasil yang lebih menguntungkan itu adalah pertanda bawa belajar itu tidak dibatasi oleh usia.
Untuk indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai dimasyarakat melalui kebijakan Negara ( Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No. IV/ MPR / 1978 Tentang GBHN ) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, antara lain :
  1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang ).
  2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian pendidikan, butir (d) ).
Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan berlangsung selama manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.


2. Dasar
Dasar-dasar pemikiran pendidikan seumur hidup (long life education) :
a. Tinjauan ideologis
Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan diri, untuk mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan hidup.
b. Tinjauan ekonomis
Pendidikan seumur hidup dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk :
  1. Meningkatkan produktivitasnya
  2. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya
  3. Memungkinkan hidup dalam lingkunganyang sehat dan menyenangkan
  4. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat
c. Tinjauan sosiologis
Pendidikan seumur hidup yang dilakukan oleh orangtua merupakan solusi untuk memecahkan masalah pendidikan. Dengan orang tua bersekolah maka anak-anak mereka juga bersekolah.
d. Tinjauan Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
e. Tinjauan Teknologis
Semakin maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya.
f. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.


3. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup :
  1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
  2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.

4. Alasan Pendidikan Seumur Hidup diperlukan
  1. Alasan Keadilan
Terselengaranya pendidikan seumur hidup secara meluas dikalangan masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkinkan terwujudnya keadilan social. Masyarakat luas dengan berbagai stratanya merasakan adanya persamaan kesempatan memperoleh pendidikan. Selanjutnya berarti pula persamaan social, ekonomi, dan politik. Hinsen menunjukkan konteks yang lebih luas yaitu dengan terselenggaranya pendidikan seumur hidup yang lebih baik akan membuka peluang bagi perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan internasional (Cropley : 33). Dalam hubungan ini Bowle mengemukakan statemen bahwa pendidikan seumur hidup pada prinsipnya dapat mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan social (Cropley : 33).
 Contoh Alasan keadilan : keadilan yang dilihat secara umur seperti anak balita (di atas batita dalam rentang umur 3-4 tahun) sudah bisa mengenyam pendidikan melalui PAUD (pendidikan anak usia dini).

  1. Alasan Ekonomi
Persoalan pendididkan seumur hidup dikaitkan dengan biaya penyelenggaraan pendidikan, produktivitas kerja, dan peningkatan GNP. Di Negara sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan hampir-hampir tak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk mengejar keterlambatan pembangunan dirasakan , sedangkan di sisi lain keterbatasan biaya dirasakan menjadi penghambat. Tidak terkecuali di Negara yang sudah maju teknologinya, yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan dan jenis-jenis pendidikan. Beberapa Negara maju merasakan beratnya beban biaya penyelenggaraan pendidikan itu. Beberapa alternative dilakukan untuk mengatasi mengatasi masalah pembiayaan itu antara lain dengan cara memperbesar daya serap sekolah misalnya dengan systemdouble shift, memperpendek masa pendidikan, meningkatkan pendayagunaan teknologi pendidikan, mendiseminasikan inovasi-inovasi pendidikan, dan sebagainya. Dalam hubungannya dengan masalah tersebut pendidikan seumur hidup yang secara radikal mendasarkan diri pada konsep baru dalam pemrosesan pendidikan memiliki implikasi pembiayaan pendidikan yang lebih luas dan lebih longgar(Cropley : 35)
Contoh Alasan ekonomi : mengikuti kursus dibidang yang kita inginkan, karena pendidikan tidak harus disekolah dengan biaya mahal.
.

  1. Alasan Perkembangan IPTEK
Pertumbuhan teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Di segi lain muncul pendekatan-pendekatan baru dan perubahan orientasi dalam proses belajar mengajar, konsep pengembangan tingkah tingkah laku, perubahan peran guru dan siswa, munculnya berbagai tenaga kependidikan nonguru, pendayagunaan sumber belajar yang semakin bervariasi, dan lain-lain.Kesemuanya itu mengandung potensi yang kaya bagi terselenggaranya pendidikan sepanjang hidup.
Contoh Alasan iptek : dengan adanya internet semua pengetahuan dengan mudah didapat sehingga dalam menuntut ilmu tidak harus berkumpul dalam suatu tempat (ruangan/kelas)


  1. Alasan Faktor Sosial yang berhubungan denga perubahan peranan keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
Perkembangan iptek yang demikian pesat yang telahmelanda Negara maju dan Negara-negara berkembang memberi dampak yang besar terhadap terjadinya perubahan-perubahan kehidupan social ekonomi dan nilai budaya.
Fungsi pendidikan yang seharusnya diperankan oleh keluarga, dan juga fungsi lainnya seperti fungsi ekonomi, rekreasi dan lain-lain, lebih banyak diambil alih oleh lembaga-lembaga, organisasi-organisasi di luar lingkungan keluarg, khususnya oleh sekolah. Dengan diambil alihnya sebagian tigas pendidikan oleh sekolah, banyak orang tua yang mengira bahwa seluruh tugas pendidikan sudah ditangani secara tuntas oleh sekolah, sehingga orang tua hanya tinggal menunggu hasilnya. Sebaliknya sekolah menganggap bahwa pendidikan afektif sepenuhnya menjad tanggung jawab orang tua. Ketidaksinkronan konsep pendidikan di lingkungan keluarga dengan pendidikan di sekolah tersebut menimbulkan kesenjangan. Kesenjangan tersebut dapat diisi melalui penyelenggaraan pendidikan seumur hidup yang bersifat menembus batas-batas kelembagaan.
Jika dahulu masa anak dan remaja diartikan sebagai masa belajar dalam dunia persekolahan, sedangkan dunia orang dewasa adalah dunia kerja, kini garis batas yang memisahkan kedua kelompok usia tersebut sudah menjadi kabur. Semakin hari banyak remaja yang berumah tangga dan bekerja, sedangkan di pihak lain semakin banyak orang dewasa yang bersekolah. Garis pemisah yang kukuh antara kedua macam kelompok tersebut berabad-abad telah dipertahankan di dalam kiehidupan bermasyarakat. Berkat kemajuan perkembangan iptek banyak hal yang dahulunya hanya menjadi h
ak istimewa kelompok dewasa, seperti hak untuk membuat keputusan atas sesuatu yang menjadi pilihan anak, telah beralih kepada kelompok anak dan remaja sendiri.
Situasi demikian juga terdapat pada hubungan antara pekerjaan dengan pimpinan. Pola umum tentang hubungan social antara pekerja dengan pimpinan yang dahulu harus dipegang ketat sudah menjadi longgar. Pekerja di masa mendatang mungkin harus melakukan peran social yang saat ini dianggap hanya cocok untuk atasan.
Gejala social lain yang juga memiliki arti penting, yaitu meningkatnya emansipasi wanita. Emansipasi wanita yang telah berlangsung demikian pesat telah mengubah konsep tentang dunia dan peran wanita, demikian pula peran pria sebagai pencari nafkah. Banyak posisi yang dahulu hanya cocok untuk pria, sekarang diisi oleh wanita, dan sebaliknya.
Contoh  Alasan social : seseorang yang suka berorganisasi maka ia bergabung dalam suatu organisasi, dan biasanya ketika bergabung dalam organisasi tidak ada mensyaratkan bahwa ia harus sarjana, sehingga dalam organisasi tersebut orang itu bisa menggali kemampuan social nya misalnya dalam bekerja sama dan bersosialisasi.
  1. Alasan Sifat Pekerjaan
Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan iptek di satu sisi dalam skala besar meminta pekerjaan tangan diganti dengan mesin, tetapi disisi yang lain juga member andil kepada munculnya pekerjaan-pekerjaan baru yang banyak menyerap tenaga kerja dan munculnya cara-cara baru dalam memproses pekerjaan. Akibatnya pekerjaan menuntut persyaratan kerja yang selalu saja berubah.
Untuk dapat menangani pekerjaan-pekerjaan yang menuntut persyaratan-persyaratan baru seseorang harus berkemauan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara terus-menerus. Kondisi seperti ini mengandung implikasi bahwa pendidikan seumur hidup merupakan alternative yang dapat mengantisipasi pemecahan masalah-maslah yang dihadapi oleh pekerja-pekerja di masa depan.
Read More →

Paradigma pendidikan yang di anggap jadul adalah paradigm pendidikan kapitalistik yang menganut proses-proses input-proces-output. siswa di perlakukan sebagai raw-input(bahan mentah ).6Kelemahan paradigma pendidikan kapitalistik tersebut yaitu ,menepatkan pendidikan sebagai system mekanik di mana permasalahanya dan solusi pemecahannya bersifat parsial sehingga dunia pendidikan bekesan sebagai sebagai konstruksi yang penuh dengan tambalan dan sulaman.mekanisme program-program pemerintahan dalam dunia masi bersifat sebagai jaawaban dari permasalahan (kuratif) padahal sejatinya haruslah bersifat preventif. berpijak pada paradikma pendidikan kapitalistik dengan konsep intput – process – output , pengangguran adalah output unseles society atau produk gagal. Untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki out put yang baik, terdapat beberapa factor diantaranya factor guru, factor siswa, sarana dan prasarana serta factor lingkungan Peserta didik bukanlah benda, akan tetapi individu yang memiliki potensi, kecerdasan kemampuan dan minat yang berbeda. Disamping itu juga pesrta didik bukanlah individu dalam bentuk “min” akan tetapi makhluk yang sedang berkembang. Tinggal lagi bagaimana pengajar mengakali atau menetukan suatu strategi pembelajaran. Dimana dalam proses pembelajaran guru bukan hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran(manager of learning). Dengan demikian, efektivitas proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, sedangkan prasarana adalah sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud disini mencakup seluruh kalangan mulai dari lingkungan keluarga, bermain dan lingkungan sekolah, semua akan pendidikkan akan berjalan sesuai rencana atau kurikulum apabila hubungan yang baik terjalin, antara puhak sekolah dengan orangtua, murid dengan guru baik hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga luar. Dengan mekanikal parsial pada pendidikkan akan minim se

0 komentar
Dimensi Hakikat Manusia
  1.        I.            Dimensi keindividualan

     Setiap orang memiliki keutamaan dan keutuhan yang tidak biasa dimiliki  oleh orang lain. Dimana satu orang dengan orang yang lain memiliki perbedaan yaitu ; watak , sifat, cara – cara kehidupan , tingkah laku dll, kecenderungan ini sudah tampak mulai kanak – kanak . perkembangan perkembangan lebih lanjut menunjukan seseorang memiliki sikap dan pilihannya sendiri yang dipertanggung  jawabkannya sendiri. Kesanggupan untuk mempertanggung jawabkan sendiri merupakan cirri yang sangan esensial atas adanya individualitas manusia.

Contoh dimensi keindividualan : seorang siswa mampu menyelesaikan sendiri  tugas yang di berikan oleh gurunya.

  1.     II.            Dimensi kesosialan

     Manusia merupakan mahluk social yang harus berinteraksi dengan mahluk lainnya, dalam artian, manusia harus bergaul, berkomunikasi dn bekerja sama dengan manusia lain, yang di dalamnya terkandung saling member dan menerima.
Adanya kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada seseorang yaitu dorongan untuk bergaul, maka betapa besarnya dorongan untuk bergaul itu.

Contoh dimensi kesosialan: seseorang tidak akan mampu membangun rumahnya sendirian, sehingga dia memerlukan orang lain untuk membantu membangun rumahnya.

  1.  III.            Dimensi kesusilaan

      Kesusilaan di artikansebagai suatu kepantasan yang lebih tinggi. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua istilah yang mempunyai  konotasi berbeda yaitu etikel dan etika. Sehingga di dalam imfleksifaedogosis dinyatakan bahwa pendidikan kesusilaan berartimenanamkan kesadaran dan kesediaan melakukan kewajiban di samping hak peserta didik.

Contoh dimensi kesusilaan: setiap orang harus saling menghargai meskipun berbeda – beda kepercayaan yang di anut.

  1.  IV.            Dimensi keagamaan

     Agama merupakan kebutuhan yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Sebagai tempat brteduh, berlindung untuk keselamatan di dunia maupun di akhirat. Mengingat sangat pentingnya beragama maka pendidikan agama tidak hanya di tempuh melalui pendidikan formal saja yaitu banyak kegiatan di dalam pendidikan nonformal dan informal.

Contoh dimensi keagamaan: setiap orang islam meyakini bahwa AL-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman yang di berikan Allah kepada manusia.a
Read More →